Malam ini malam yang gelap. Kalau
terang, namanya siang. Aku sedang menyeduh secangkir kopi ketika sedang menulis
ini.
“Malam
ini cuma secangkir kopi, dan kau menari di dalamnya.”
“Di
cangkir kopi malam ini, rindu larut, menggenapkan kepahitan.”
Minumlah kopi sebelum ibu bilang
jangan terlalu banyak minum kopi. Dan ketahuilah, secangkir kopi cukup ampuh menyelesaikan perasaan galau dan
menghibur tubuh yang dingin.
Ngomong-ngomong soal galau, siapa
yang nggak pernah galau? Galau banyak macamnya. Ketika kamu dikasih harapan
tapi malah ditinggalin duluan itu termasuk galau dalam konteks percintaan.
Ketika kamu sedih karena lamaran kerja kamu di tolak melulu, itu galau dalam
konteks karir.
“Ketika
kamu males mandi karena galau, itu adalah hal yang biasa.”
Biasanya orang yang lagi galau kalau
tidur matanya merem tapi hatinya melek terus. Kadang juga suka serba salah,
laper tapi malah jadi ngantuk. Makanya kalau kamu galau, kamu harus ngopi.
Galau pasti identik dengan
kesedihan. Tapi sebagian orang mampu untuk menyembunyikan rasa galau yang ia
alami dengan sebuah senyuman manis di pipinya. Untuk itu jangan terlalu larut
dalam kesedihan. Tuhan
juga tidak akan memberi sedih tanpa rencana bahagia
selanjutnya.
“Habis hujan biasanya muncul
pelangi, habis sedih juga
biasanya muncul kebahagiaan.”
“Terlalu banyak kisah sedih, Kita akan lupa kita bisa
bahagia.”
Kamu
hanya cukup memilih kamu ingin bahagia atau sedih, dan apa yang
kamu pilih itulah yang akan kamu dapatkan. Terimakasih..