Jumat, 07 Agustus 2015

Secangkir Kopi dan Perasaan Galau


Malam ini malam yang gelap. Kalau terang, namanya siang. Aku sedang menyeduh secangkir kopi ketika sedang menulis ini.

“Malam ini cuma secangkir kopi, dan kau menari di dalamnya.”


“Di cangkir kopi malam ini, rindu larut, menggenapkan kepahitan.”

Minumlah kopi sebelum ibu bilang jangan terlalu banyak minum kopi. Dan ketahuilah, secangkir kopi  cukup ampuh menyelesaikan perasaan galau dan menghibur tubuh yang dingin.

Ngomong-ngomong soal galau, siapa yang nggak pernah galau? Galau banyak macamnya. Ketika kamu dikasih harapan tapi malah ditinggalin duluan itu termasuk galau dalam konteks percintaan. Ketika kamu sedih karena lamaran kerja kamu di tolak melulu, itu galau dalam konteks karir.

“Ketika kamu males mandi karena galau, itu adalah hal yang biasa.”                               

Biasanya orang yang lagi galau kalau tidur matanya merem tapi hatinya melek terus. Kadang juga suka serba salah, laper tapi malah jadi ngantuk. Makanya kalau kamu galau, kamu harus ngopi.

Galau pasti identik dengan kesedihan. Tapi sebagian orang mampu untuk menyembunyikan rasa galau yang ia alami dengan sebuah senyuman manis di pipinya. Untuk itu jangan terlalu larut dalam kesedihan. Tuhan juga tidak akan memberi sedih tanpa rencana bahagia selanjutnya.

“Habis hujan biasanya muncul pelangi, habis sedih juga biasanya muncul kebahagiaan.”


“Terlalu banyak kisah sedih, Kita akan lupa kita bisa bahagia.”

Kamu hanya cukup memilih kamu ingin bahagia atau sedih, dan apa yang kamu pilih itulah yang akan kamu dapatkan. Terimakasih..