Sebelum mulai menulis tulisan ini, izinkan saya untuk lari-lari kecil ke pelukan Ibu, kemudian menangis tersedu-sedu.
“Ibu, aku
selalu rindu. Dari tanak nasi sampai usapan sederhana tanganmu”.
“Sebuah pelukan meloncat dari dalam surat bertema rindu,
masih sehangat dulu, sewaktu kau menimangku, Ibu”.
“Seringkali saya ingin berharap dimana ingin menukar
samudera dengan pelukan Ibu”.
Di dunia yang fana ini, tidak
ada seorang pun yang berani menyangkal kalimat kasih Ibu ialah
aliran sungai yang tak akan menemu buntu, mengalir sepanjang waktu. Yap! Cinta
itu yang pasti-pasti saja, seperti cinta ibu kepada anaknya. Dan seperti apa
pun kenakalan kita, kasih sayang Ibu tak akan berkurang takarannya.
“Kasih Ibu
mampu menghalau musim kesedihan dan menjadi rumah nyaman bagi anak-anaknya.”
“Ke sisi dunia manapun kamu pergi, rasa kasih
sayang Ibu
akan selalu menemukanmu.”
Berikanlah kasih yang
terbaik untuk Ibu, maka cinta yang terbaik akan diberikan oleh semesta.